Mantap, Pangalengan Jadi Lokus Utama Program Kabupaten Kota Sehat
INFO.BANDUNGSATU– Kecamatan Pangalengan kini bersiap menghadapi penilaian program Kabupaten Kota Sehat yang akan dilaksanakan tahun depan.
Sebagai langkah awal, lima desa telah ditetapkan sebagai lokus utama penilaian, yakni Tribaktimulya, Margamulya, Margamukti, Warnasari, dan Pulosari.
Camat Pangalengan, Vena Andriawan, menyampaikan bahwa penilaian ini mencakup sembilan tatanan utama, termasuk rumah sehat, sekolah sehat, dan pariwisata sehat.
Menurutnya, program ini tidak hanya berorientasi pada prestasi, tetapi juga menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.
“Program ini menjadi peluang besar untuk memperbaiki dan meningkatkan berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan hingga kesadaran lingkungan. Semoga Pangalengan semakin mantap, manunggal, akuntabel, dan profesional dalam menghadapi Indonesia Emas 2045,” ujar Vena.
Pangalengan Jadi Lokus Utama Penilaian
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, program Kabupaten Kota Sehat kali ini sepenuhnya terfokus di Kecamatan Pangalengan. Hal ini, menurut Vena, menjadi pendorong untuk meningkatkan kualitas di seluruh tatanan yang dinilai.
“Biasanya program ini dilakukan di beberapa kecamatan, namun kali ini Pangalengan menjadi lokus utama. Ini merupakan tantangan sekaligus kesempatan bagi kami untuk menunjukkan potensi terbaik Pangalengan,” tambahnya.
Kewaspadaan terhadap Potensi Bencana
Di tengah persiapan penilaian, Vena juga menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana longsor, yang sering menjadi ancaman di wilayah ini.
“Keselamatan masyarakat menjadi prioritas kami. Kami terus meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk memitigasi risiko bencana. Kesiapsiagaan adalah kunci,” tegasnya.
Tribaktimulya sebagai Desa Tanggap Bencana (Destana)
Salah satu desa yang menjadi perhatian khusus adalah Tribaktimulya, yang telah ditetapkan sebagai Desa Tanggap Bencana (Destana). Status ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat tata kelola kebencanaan.
“Dengan status Destana, kami berupaya membangun kesadaran dan kesiapan masyarakat terhadap risiko bencana. Kerja sama yang solid antara pemerintah desa dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan kami,” jelas Vena.
Berbagai upaya, seperti pelatihan kebencanaan, simulasi evakuasi, dan pembangunan infrastruktur tanggap darurat, terus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Kolaborasi Antar-Desa untuk Lingkungan Sehat
Vena berharap lima desa yang menjadi lokus penilaian dapat saling berkolaborasi untuk mendukung program ini. Ia optimistis bahwa semangat gotong royong akan membawa hasil maksimal.
“Program ini tidak hanya soal penghargaan, tetapi juga bagaimana menciptakan lingkungan yang lebih sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh warga Pangalengan,” tutupnya.
Dengan komitmen kuat dan sinergi semua pihak, Kecamatan Pangalengan optimis mampu meraih hasil terbaik dalam penilaian Kabupaten Kota Sehat sekaligus menciptakan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.***